Saturday, August 16, 2008

Saturday, July 26, 2008


PEMBENTUKAN BUMI DARI SEGI SAINS


teori yang paling populer adalah teori big bang.

Awalnya ada 1 bintang raksasa yang kemudia mengalami supernova, meledak dan materialnya menyebar kemana2.

Material besar yang menyimpan energi menjadi bintang, sementara yang lebih kecil menjadi planet, yang lebih kecil menajdi bulan, asteroid, dan benda langin lainnya. Sesuai kaidah bahwa dua benda akan tarik-menarik sesuai dengan gravitasi yang dimilikinya (yang dipengaruhi oleh massa masing2 benda tersebut), maka benda yang massanya lebih kecil akan tertarik oleh gravitasi benda yang massanya lebih besar. tapi karena adanya gravitasi benda yang lebih kecil tersebut, maka benda yang lebih kecil akan berputar mendekat ke benda yang lebih besar sampai akhirnya dicapai kesetimbangan antara kedua gravitasi kedua sehingga benda yang lebih kecil akan ber-revolusi mengelilingi benda dengan massa yang (jauh) lebih besar. Contoh, planet yang mengelilingi matahari.

Kemudian planet inipun mengalami proses pembentukan dirinya. Sebagai pecahan dari bintang, tentu saja tiap planet memiliki komposisi yang berbeda. Kemudian pengaruh dari radiasi yang diterima tiap planet juga berbeda, maka proses yang terjadi pada tiap2 planet akan berbeda satu-sama lain.

Bumi yang awalnya berupa benda pijar yang panas perlahan2 mengalami pendinginan (energi yang disimpannya cuma sedikit lho, ga sebanyak bintang). Sesuai hukum thermodinamika yang gua sendiri ga tau persisnya (^_^) bumi mengalami perubahan dari bentuk gas --> semakin dingin --> cair, nah pada saat cair inilah material2 mulai mengelompok dan membentuk bagian2 inti, mantel dan kerak.

Khusus untuk kerak, (uap) air yang mulai terbentuk seiring pendinginan bumi mulai mendingin dan turun ke permukaan bumi menjadi air. Nah karena permukaan bumi masih berupa cairan panas, maka air tersebut menjadi uap lagi sementara permukaannya terdinginkan dan mulai mengeras. bayangkan magma yang disemprot air dalam jumlah banyak, lama2 kan permukaan atasnya akan mengeras (karena mendingin) sementara lapisan bawahnya tetap berupa cairan panas. Nah lapisan keras tersebut semakin lama semakin tebal dan sekarang menjadi 'permukaan tanah' tempat manusia dan makhluk hidup lainnya tinggal. Sementara air yang sebagian besar menjadi laut dan samudra, salah satunya berfungsi untuk menjaga suhu kerak bumi tetap dingin.
PEMBENTUKAN BUMI DARI SEGI ISLAM

Adapun yang mengenai relief bumi, Qur-an hanya menyinggung
terbentuknya gunung-gunung. Sesungguhnya dari segi yang kita
bicarakan di sini, hanya sedikit yang dapat kita katakan;
yaitu ayat-ayat yang menunjukkan perhatian Tuhan kepada
manusia dalam hubungannya dengan terbentuknya bumi seperti
dalam:

Surat 71 ayat 19, 21:


Artinya: "Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai
hamparan supaya kamu menempuh jalan-jalan yang
luas di bumi itu."

Surat 51 ayat 48 :


Artinya: "Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik
yang menghamparkan adalah Kami."

(Permadani) yang digelar (dihamparkan) adalah kulit bumi
yang keras yang di atasnya kita dapat hidup. Adapun
lapisanlapisan di bawah adalah sangat panas, cair dan tak
sesuai dengan kehidupan. Ayat-ayat Qur-an yang mengenai
gunung-gunung serta isyarat-isyarat tentang stabilitasnya
karena akibat fenomena lipatan adalah sangat penting.

Surat 88 ayat 19, 20:


Artinya: "Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan,
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan."

Konteks ayat mengajak orang-orang yang tidak beragama untuk
melihat fenomena-fenomena alamiah. Ayat-ayat di bawah ini
menjelaskan lebih lanjut:

Surat 78 ayat 6, 7:


Artinya: "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak."

Orang-orang yang beragama itu memakai (autad, kata jamak
dari watad) untuk menetapkan tenda di atas tanah.

Para ahli geologi modern menggambarkan lipatan tanah yang
mengambil tempat duduk di atas relief, dan yang dimensinya
berbeda-beda sampai beberapa kilometer bahkan beberapa puluh
kilometer. Daripada fenomena lipatan inilah kulit bumi dapat
menjadi stabil.

Karena hal-hal tersebut di atas kita tidak heran jika
membaca Qur-an dan mendapatkan pemikiran-pemikiran tentang
gunung-gunung seperti berikut:

Surat 79 ayat 32:


Artinya: "Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh."

Surat 31 ayat 10:


Artinya: "Dia meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu."

Kata-kata tersebut diulangi lagi dalam surat 16 ayat 15.
Idea yang sama diterangkan dengan cara yang agak berlainan
dalam surat 21 ayat 31:


Artinya: "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka. "

Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa cara gunung-gunung itu
diletakkan adalah sangat menjamin stabilitasnya, dan hal ini
sangat sesuai dengan penemuan-penemuan geologi.
MUKA BUMI

Susunan bumi adalah kompleks. Pada waktu ini secara kasar
sekali kita dapat mengatakan bahwa bumi itu mempunyai
lapisan dalam; temperatur disitu sangat tinggi khususnya di
bagian tengah di mana batu-batu masih cair. Adapun lapisan
atas atau kulit bumi merupakan lapisan yang keras dan
dingin. Lapisan atas itu sangat tipis, hanya setebal antara
beberapa kilometer dan beberapa puluh kilometer; sedang
poros bumi itu lebih dari 6.000 kilometer. Dengan begitu
maka kulit bumi, rata-rata tidak sampai 1/100 poros bumi.
Dalam batas 1/100 inilah fenomena-fenomena geologi terjadi.

Yang paling dasar daripada perubahan-perubahan geologi
adalah lipatan yang asalnya adalah rangkaian gunung-gunung.
Terbentuknya lipatan-lipatan itu dalam geologi dinamakan
"orogenese." Proses ini penting sekali karena setelah nampak
relief (pemunculan) yang akan membentuk gunung terjadi pula
gerakan kearah kedalam yang proporsional dengan kulit bumi
yang menjamin tempat duduknya gunung itu dalam lapisan di
bawahnya.

Sejarah tentang pembagian muka bumi menjadi tanah dan lautan
adalah hasil penyelidikan yang masih baru dan masih belum
sempurna, walaupun yang mengenai periode yang tidak sangat
kuno tetapi yang lebih banyak diketahui. Sangat boleh jadi
bahwa timbulnya lautan (hidrosfir) terjadi l/2 milliard
tahun yang lalu. Mula-mula semua benua merupakan satu
kesatuan pada "Zaman Pertama" dan kemudian terserak-serak.
Di lain pihak ada benua-benua atau bagian benua yang muncul
sebagai akibat terjadinya gunung dalam daerah laut (seperti
benua Atlantik Utara dan sebagian dari Europa -- menurut
pandangan Sains modern).

Yang mempunyai pengaruh besar dalam sejarah pembentukan bumi
adalah munculnya rangkaian gunung-gunung. Para ahli
mengelompokkan semua evolusi bumi, dari periode pertama
sampai periode keempat dengan mengambil pedoman dari tahap
orogenik (gunung-gunung) dan tahap-tahap ini sendiri
dikelompokkan dalam siklus-siklus orogenik, karena tiap-tiap
munculnya relief gunung akan mempengaruhi keseimbangan
antara lautan dan benua. Munculnya gunung-gunung telah
menghilangkan beberapa bagian bumi yang tinggi dan
menumbuhkan bagian-bagian yang baru dan telah merubah
pembagian udara laut dan udara kontinental semenjak
beratus-ratus juta tahun. Udara kontinental hanya mengambil
tempat 3/10 dari seluruh muka bumi.

Dengan cara tersebut di atas kita dapat menyimpulkan secara
sangat tidak sempurna perubahan-perubahan yang terjadi dalam
beberapa ratus juta tahun yang lalu.
Bumi, bila boleh didiami?

Bumi adalah satu-satunya bahagian alam semesta yang diketahui dihuni oleh makhluk hidup sampai sekarang. Para ahli sains telah berusaha merungkai asal usul munculnya kehidupan di Bumi dan bagaimana keadaan Bumi di awal terbentuknya.

Ada tiga sudut pandangan yang memperkatakan keadaan Bumi pada awal terbentuknya, iaitu bergurun seperti permukaan Bulan, diselimuti lidah api, atau dipenuhi air tanpa daratan. Namun, ketiga gambaran tersebut mungkin salah.

Sebuah kajian terbaru menyimpulkan bahawa Bumi memiliki benua dan lautan sejak 4,3 milion tahun lalu. Keadaan tersebut berlaku setelah Bumi terbentuk dan tidak terlalu lama sejak terbentuknya matahari sekitar 4,6 milion tahun lalu.

Penelitian berbeza yang dilaporkan pada bulan Mei juga menghasilkan kesimpulan sama. Anggapan bahawa permukaan Bumi diliputi api yang membara pada awal terbentuknya dianggap sesuatu yang terlalu melampau.

Tapi, bukan bermakna sejak awal terbentuknya Bumi sudah ada kehidupan. Hanya sahaja, keadaan persekitarannya sudah siap untuk didiami. Suatu tempat berisi air, tanah, suhu dan keadaan persekitaran yang seimbang membawa kepada terbentuknya kehidupan.

Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam jurnal Sains edisi online. Peneliti dari University of Colorado Stephen Mojzsis juga menerangkan bagaimana keadaan Bumi sebelum masa tersebut.

"Sebelum 4 milion tahun lalu, Bumi mungkin tidak terlihat Biru dari luar angkasa seperti sekarang. Meskipun diketahui sudah terbentuk daratan yang luas, atmosfera yang mengandungi karbon dioksida berkadar tinggi menyebabkan langit berwarna kemerah-merahan,"kata Mojzsis.

"Lautan dengan konsentrasi besi yang lebih tinggi daripada sekarang juga menyebabkan airnya berwarna biru kehijau-hijauan. Ratusan kepulauan kecil seperti Selandia Baru atau Jepun mungkin masih terendam," katanya.

Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisis terhadap hafnium, elemen langka pada mineral purba yang ditemukan di Jack Hill, kawasan Australia Barat. Batuan-batuan di sana diperkirakan sebagai salah satu yang tertua di Bumi, berumur sekitar 4,4 milion tahun.

"Bukti ini menunjukkan bahwa terdapat plat benua utama yang telah terbentuk pada 100 juta tahun pertama terbentuknya Bumi," lanjut Mojzsis.

Penelitian Mark Harrison dari Australian National University yang dilaporkan pada 2001 digabungkan dengan hasil penelitian Mojzsis. Dari penelitian tersebut telah dibuktikan bahawa permukaan Bumi mengandung air sejak 4,3 juta tahun lalu.

"Gambaran yang kami peroleh sekarang menunjukkan bahwa kulit Bumi, lautan, dan atmosfera telah terbentuk sejak awal sehingga lebih siap untuk menampung pelbagai bentuk kehidupan," kata Mojzsis.

Udaranya sendiri mungkin belum dapat digunakan untuk bernafas kerana terdiri dari campuran karbon dioksida, wap air, gas sulfur, dan metana. Tetapi kerana inilah lingkungan yang diperlukan oleh mikroba.

Para saintis belum dapat memastikan sejak bila kehidupan dimulai dan bagaimana terbentuk. Berdasarkan teori lainnya, jika ada sejak 4,3 milion tahun dahulu, beertiti kehidupan sempat musnah kerana hentaman meteor sehingga harus dimulai sejak awal lagi. Bagaimanapun, Bumi adalah tempat yang tidak pasti pada satu milion tahun pertama hingga berkurangnya asteroid dan komet yang menghentamnya.

KEHANCURAN BUMI

Kiamat: Penciptaan kembali alam semesta

Dalam Al Qur'an ditekankan bahwa pengetahuan kiamat hanya Allah yang tahu. Dari banyak ayat Al Qur'an dijelaskan dengan jelas bahawa hari kiamat bukan hancurnya alam semesta tetapi kiamat merupakan rangkaian peristiwa. Pada saat sangkakala pertama, alam semesta hancur dan berikutnya secara berturutan alam dibangun kembali (qiyamah) menjadi bentuk baru. Pada saat qiyam inilah dihisab amal perbuatan manusia dan terjadi kegusaran seluruh manusia dari seluruh alam (termasuk dari bumi). Di akhirat kelak masih ada matahari dan planet yang masing-masing merupakan tempat syurga dan neraka. Mungkinkah pada waktu itu hanya ada matahari tunggal dengan planet tunggal yang ukurannya maha besar karena berkumpulnya semua isi alam?

ALAM SEMESTA DAN KEHANCURANNYA

Setiap sesuatu yang baru akan berubah. Bumi dan langit beserta galaksi-galaksi adalah ciptaan tuhan maka ianya bersifat mahkluk dan baru iaitu harus menerima perubahan. Setiap benda baru akan hancur kerana ketidakkekalannya. Yang kekal hanyalah Allah yang tidak menerima perubahan. Begitu juga dengan ruang, waktu dan kosmos yang sebelumnya tiada adalah mahkluk Allah.

Alam semesta ini pada suatu masa akan menerima kemusnahan. Hal ini telah disebut dalam al-Quran.

Dalam ayat 9 Surah al-Thur menerangkan yang maksudnya,
“Pada hari ketika langit benar-benar goncang”.

Dalam ayat 16 Surah al-Haqqah,
“Dan terbelahlah langit kerana pada hari langit menjadi lemah”.

Dalam ayat 18 Surah al-Muzammil,
“Langit pun menjadi pecah belah pada hari itu”.

Dalam ayat 9 Surah al-Mursalat,
“Dan apabila langit telah dibelah”.

Dalam ayat 104 Surah al-Anbiya’,
“pada hari kami gulung langit sebagai menggulung. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya”.

Dalam ilmu astronomi bintang-bintang pada suatu ketika nanti akan meledak dan meluap menjadi supernova. Dan kemungkinan matahari kita pada suatu masa nanti juga akan menjadi supernova tersebut. Di kala itu bumi akan ditelannnya. Hal ini mungkin akan terjadi berjuta tahun akan datang. Denagn berlakunya hal tersebut, terjadi apa yang dikatakan kiamat.

Kita juga mangetahui bahawa adanya rotasi seluruh bintang di langit kerana adanya daya tarikan galaksi-galaksi. Bintang-bintang berpusing untuk mengimbangi kedudukkannya. Galaksi mengeluarkan daya centripetal sedangkan bintang-bintang mengeluarkan daya tarik centrifugal. Bumi kita dan lapan planet lainnyaberotasi dan mengelilingi matahari kerana daya tarik centripetal matahari yang menarik planet-planet tersebut. Planet-planet menjadi berpusing kerana daya tarik centrifugalnya untuk menghindari dari matahari. Kedua-dua daya ini harus seimbang supaya perjalanan alm semsta ini menjadi tertib dan tidak bertembung. Kesemua ini boleh berkurang atas sebab-sebab tertentu. Hal ini telah diketahui oleh para sarjana Amerika bahawa daya tarik bumi waktu ini sedang menurun dan menyebabkan rotasinya lambat. Jika daya tarik bumi boleh berkurangan mak daya tarik benda-benda langit seperti bintang-bintang pun boleh menurun. Hal ini akan menyebabkan kemusnahan bintang-bintang sehingga terjadi perlanggaran antara satu sama lain. Akibat yang paling hebat sekali apabila daya tarik centrifugal berkurangan. Maka seluruh bintang akan masuk ke pusat galaksinya, masing-masing dalam keadaan ini, pusat galaksi bima sakti akn dihujani sekitar 100juta bintang, sehingga pusat galaksi itu menjadi medan kehancuran bintang-bintang. Mungkin juga galaksi-galaksi lainnya akan menerima nasib yang sama. Al-Quran telah menyatakan hal ini.

Allah berfirman yang maksudnya,
“Dan apabila bintang-bintang berjatuhan”.

Dan firmanNya lagi yang bermaksud,
“Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan”.

Bagaimana jatuhnya bintang-bintang tersebut dapat digambarkan oleh ilmu astronomi, mungkin disebabkan lambatnya rotasi gerakan bintang tersebut atau sebagainya seperti yang telah dijelaskan.

Selain itu, menurut astronomi bahawa bintang-bintang yang berada dilangit akan padam kemudian hancur.

Dalam pandangan yang lain pula bahawa bintang-bintang itu berevolusi dengan memiliki tenaga yang kuat dan panas hingga berwarna biru yang kemudian mengecil dengan jalannya yang tidak terkendalikan. Zat-zat helium yang ada disekitarnya akan membakar degan cepat dan akhirnya akan meledak. Dianggarkan pada waktu itu suhu kepanasannya setinggi 800juta darjah celcius dengan bahan-bahan atom ayng akan dapat meledakkan dirinya dengan hebat sekali.

Menurur A. Baiquni, bahawa pada setiap jangka waktu antara 100 hingga 200juta tahun, pertembunagn besar akan terjadi antara bumi dengan benda-benda angkasa yang lebih daripada hentaman yang berlaku ke atas bumi pada tahun 1908 yang dikenali sebagai “Kejadian Tungusa”. Kejadian yang besar itu terjadi, iaitu pada saat sistem matahari dalam perjalanannya mengelilingi pusat galaksi. Perjalanan tersebut menghampiri kawasan yang berkabut raksasa. Terjadi hal ini kerana masssanya yang besar, kabut raksasa ini akan mengganggu perjalanan komet-komet yang berasal dari kabut Oort yang ikut serta dengan sistem tata suriya kita dan hal ini dapat mengakibatkan pertembungan denagn bumi seperti Tungusa itu. Denagn kejadian itu dapat mengubah arus magma dan paksi bumi sehingga ada kemungkinan kutub Utara terbalik ke Selatan dan sebaliknya Barat menjadi Timur dan Timur menjadi Barat. Tidak mustahil pada waktu itu matahari akan terbit dari Barat dan terbenam ke Timur. Di dalam hadith Rasulullah s.a.w ada menerangkan hal ini.
Ia bersabda yang maksudnya,

“Sesungguhnya yang pertama-tama tanda hari kiamat ialah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluar sesuatu macam binatang di hadapan orang ramai di waktu siang hari. Mana yang di antara kedua tanda ini keluar lebih dahulu sebelum yang satunya, maka yang satunya itu akan menyusul dalam waktu yang dekat sekali sesudah terjadi yang pertama itu”.

Walaupun ada banyak teori yang berdasarkan kepada pengkajian sains mengenai kehancuran alam semesta ini, namun hakikat sebenarnya adalah pada ilmi Allah, kerana Dialah yang Maha Mengetahui dan menentukan segala-galanya.

BAGAIMANA BUMI TERBENTUK

Bagaimana Bumi Terbentuk?

Para ilmuwan masa kini mengkaji bintang-bintang dan planet-planet lain di alam semesta untuk mengetahui sejarah bumi. Inilah asal usul bumi mengikut ilmuwan.
Pada mulanya, alam semesta sangat panas dan semua benda di dalamnya saling berdesak. Kemudian sekitar 10 atau 15 juta tahun dahulu, alam semesta mulai meluas dan dingin. Debu dan partikel-partikel lain berhamburan di angkasa. Para ilmuwan menyebut proses ini “The Big Bang” (ledakan besar).
Beberapa partikel saling melekat dan membentuk bintang-bintang serta kelompok bintang yang disebut galaksi. Matahari kita adalah salah satu dari bintang-bintang tersebut. Sebuah awan pipih yang terdiri dari debu dan gas mulai bergerak mengelilingi matahari. Kemudian, sekitar 4.600 juta tahun yang lalu, awan itu berpecah membentuk gumpalan-gumpalan. Gumpalan-gumpalan ini menjadi Sembilan planet utama, termasuk Bumi.


asal usul bumi

Ada pendapat mengatakan bahawa bumi dibentuk pada ketika sebuah bintang hampir berlanggar dengan matahari kemudian tertarik terhadap ‘sesuatu’ yang menarik keluar dari permukaan matahari berupa gelombang gas yang amat besar. Gas ini kemudian pecah menjadi beberapa bahagian yang menyejuk dan memadat kemudian membentuk planet-planet termasuk bumi.
Dan menurut ahli geologi, bumi terbentuk kira-kira 4500 juta tahun lalu. Dan dikatakan planet ini (bumi) merupakan lautan api yang mendidih dari batuan cair dan gas yang menyala dan mematikan. Secara berperingkat muka bumi menyejuk sehingga akhirnya terbentuk kerak bumi. Belum ada kehidupan selama 1000-2000 juta tahun pertama. Dan kira-kira 1500 juta tahun lalu dimulailah suatu kehidupan seperti ganggang laut. Tumbuhan ini menghasilkan zat asam (gas) yang sangat penting bagi kehidupan.
Tidak ada makhluk hidup yang dapat berkembang tanpa zat asam. Pada awalnya zat asam diserap oleh laut dan batuan, kemudian terbentuk di atmosfera. Zat asam yang berada jauh di atas bumi diubah oleh sinar matahari menjadi lapisan ozon, dan lapisan ini pun menyerap sinar ultraviolet yang amat berbahaya bagi kehidupan manusia. Di bumi, zat asam membentuk kehidupan. Sementara benua-benua bergerak lambat mengikuti gerak kerak bumi, dan berinteraksi membentuk benua baru dan pecah menjadi beberapa benua kecil. Sementara benua-benua tersebut saling berlanggar sehingga terjadi pertindihan kemudian membentuk pergunungan dan seterusnya…
Kurang lebih 35 juta tahun lalu zaman ais terakhir menutupi belahan bumi utara, dan akhirnya ‘manusia kera’ muncul sebagai ‘leluhur’ kita kira-kira 25 juta tahun lalu. Dan seterusnya sehingga keadaan bumi seperti yang sekarang.

Friday, July 25, 2008





Saya seolah-olah seperti seorang budak yang bermain di tepi pantai, dan dari semasa ke semasa menemui batu-batu yang semakin licin dan kulit-kulit kerang yang semakin cantik, sedangkan lautan kebenaran yang terbentang luas di depan saya itu masih lagi belum dijumpai.
(Newton(1642-1727))

-kenyataan Newton mengenai bumi-

PROSES PEMBENTUKKAN BUMI MENURUT SAINS

BAGAIMANA?

Sifat fizik bumi pada umumnya ditafsirkan berdasarkan pengetahuan manusia mengenai meteorit, batuan volkano dan rakaman gelombang seismos daripada kegiatan gempa bumi. Dengan menggunakan asas ilmu fizik, makiumat mengenai suhu, tekanan, jisim dan ketumpatan bahan bahagian dalam bumi dapat diramalkan. Kajian terhadap sifat gelombang seismos dan gempa bumi pula dapat mentafsirkan sifat ketegaran dan keadaan fizik lapisan tertentu di dalam perut bumi. Pengetahuan mengenai sifat kimia bumi pula lebih banyak
berpandukan kajian kandungan kimia batuan yang berada di kerak bumi dan di dalam bahan meteorit. Dengan pengetahuan yang mendalam mengenai sifat fizik dan kimia batuan kerak bumi dan meteorit, sifat kimia batuan di perut bumi dapat diramalkan sekiranya sifat fiziknya diketahui. Dengan menggemblengkan makiumat geofizik dan geokimia yang terkumpul sehingga
struktur dalaman bumi dapat ditafsirkan. bumi dipercayai mempunyai 3 zonutama: kerak,mantel dan teras. Lapisan kerak bumi yang paling banyak dikaji dan ditafsirkan merupakan zon yang paling kompleks berbanding dengan lapisan yang lain. Kerak bumi dapat dibahagikan kepada dua lapisan; lapisan atas berkandungan menyerupai granit dan lapisan bawah yang berkandungan menyerupai batuan basalt. Zon mantel yang berketebalan hampir 2 900 km ditafsirkan berkandungan menyerupai batuan ultrabes. Di antara mineral utama
pembentuk lapisan ialah olivin, piroksen, enstatit dan diopsid
. Bagaimanapun keadaan fiziknya mungkin berbeza sedikit, hal udan teras bumi atau lapisan terdalam ditafsirkan hanya dengan melihat perbezaan mendadak halaju gelombang seismos.Ketumpatan lapisan teras bumi disebabkan lapisan mantel mempunyai suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Kewujudtafsiran bersela di antara 10 hingga 13 x lO3kg m—3. Berdasarkan kandungan meteorit dan sifat ketumpatan, teras bumi dipercayai terdiri daripada bahan logam kemungkinan besi dan nikel dan dengan sedikit kandungan unsur yang kurang tumpat. Struktur permukaan bumi merupakan satu aspek yang nyata dan dapat dikaji dengan mendalam. Umumnya permukaan bumi terdiri daripada bahagian daratan dan lautan. Setiap satunya pula mempunyai beberapa struktur tertentu bersesuaian dengan kejadiannya.

BUMI DAN ALAM SEMESTA

Idea Awal Mengenai Alam Semesta. Berbagai-bagai kepercayaan manusia purba mengenai bumi dan Alam Semesta, sehingga ada yang berpendapat bumi
Berbentuk sekeping tanah dan dikelilingi oleh lautan dan di bahagian hujung
sekali bercantum dengan awan. Sesiapa yang belayar jauh dan daratan mungkin akan terjatuh dan kepingan bumiin Kepercayaan seperti telah menghalang mereka dan belayar lebih jauh untuk meneroka kejadian bumi. Walaupun demikian, sejak tahun 1 500 Sebelum Masihi (SM) lagi masyarakat Mesir telah berjaya mengkaji pergerakan Suria dan Bulan yang akhirnya membolehkan mereka mencipta kalendar. Misteri Alam Semesta sedikit demi sedikit telah dapat dikupas oleh manusia purba, umpamanya pada tahun 585 SM seorang bangsa Greek telah dapat meramalkan dengan tepat kejadian gerhana dan beliau mulai menyedari Bulan kelihatan bersinar oleh pantulan cahaya dan Suria. Tidak lama kemudian seorang lagi ahli fikir, Pythagoras memberikan pandangan bahawa bumi berbentuk sfera. Bagaimanapun, beliau dan masyarakat manusia pada masa itu percaya bumi adalah pusat Alam Semesta dan Suria serta Bulan mengelilingi bumi. Sekitar tahun 200 SM seorang ahli matematik telah berjaya mengira jarak lingkaran bumi berdasarkan ketinggian ketara objek dan aras ufuk akibat kesan perlengkungan muka bumi. Hasil perkiraan beliau hampir menyamai nilai lengkungan bumi yang sebenar iaitu
39 939 km. Dan awal tahun Masihi hingga abad ke-15, perkembangan ilmu astronomi (kajian mengenai Alam Semesta) bergerak secara perlahan dan kebanyakannya berpusatdi dunia Arab. Mulai awal tahun 1600an,ilmu astronomi mulai mendapat nafas baru, pada masa manusia mulai menyedari bumi bukanlah pusat Alam Semesta,tetapi Suria. bumi hanya merupakan salah satu planet dalam sistem suria dan semua planet mengelilingi Suria mengikut orbitnya. Tiga abad kemudian, pada tahun 1918 satu lagi perubahan berlaku
di dalam alam astronomi, Suria tidak lagi dianggap sebagai pusat Alam Semesta atau angkasa raya. Kebanyakan bintang di angkasa yang jutaan banyaknya sebetulnya adalah sistem suriadan membentuk apa yang dikenal sebagai galaksi. Sistem suria yang mengandungi bumi kita terletak satu pertiga jauhnya dan pinggir Galaksi dan merupakan satu daripada jutaan sistem yang terdapat di dalam Galaksi. Selepas dua dekad galaksi dianggap sebagai kandungan Alam
Semesta dan pada tahun 1924 idea mulai dipertikaikan. Beberapa bukti telah menunjukkan terdapat banyak galaksi selain Galaksi kita. Setengah-setengahnya lebih besar dan terletak sangat jauh di ruang angkasa. Han ahli astronomi telah dapat membuktikan lebih daripada jutaan galaksi berada di dalam Alam Semesta dan sekitar dua puluh galaksi yang berhampiran dengan Galaksikita telah dapat dipetakan kedudukannya. Alam Semesta Suria, bumi dan planet yang lain hanya merupakan satu titik yang sangat kecil di dalam Alam Semesta. Suria hanya merupakan satu bintang daripada sekitar 100 000 juta bintang yang terdapat di dalam sebuah galaksi. Sekurang-kurangnya terdapat puluhan ribu juta galaksi, masing-masing dengan bintangnya di dalam Alam Semestai. Sehingga kini, objek terjauh yang mampu dikesan oleh manusia berada sekitar 16 000 juta tahun cahayajauhnya dan bumi. Cahaya dan objek yang dikesan itu mulai bergerak sebelum pembentukan bumi sebagai sebuah planet.





Tahukah kamu bahawa bumi kita ini adalah hanya sebuah planet kecil sahaja yang beredar mengelilingi matahari?

Hal tersebut sebenarnya telah diketahui oleh manusia sejak lebih dari 400 tahun dahulu. Nicholas Copernicus (1473-1543), seorang ahli kaji bintang Polish, berdasarkan teori dan pemerhatiannya, telah berpendapat bahawa Bumi kita ini terlatak dalam suatu sistem yang berpusatkan matahari. Bumi dan beberapa planet lain tak ubah seperti elektron yang beredar mengikut orbitnya masing-masing mengelilingi nukleusnya.

Sebelum ini, manusia semua mempercayai bahawa Bumi inilah pusat bagi seluruh alam. Matahari beredar mengelilingi bumi. Pendapat seperti ini buat pertama kalinya telah dikemukakan oleh Ptolemy, seorang ahli kaji bintang Greek kira-kira dalam tahun 140 M.

Kini dengan penemuan yang terbaru, terutama sekali selepas zaman Copernicus, satu demi satu rahsia alam ini telah dapat dibongkar. Antara ahli-ahli kaji bintang yang terkanal ialah Galileo (1562-1642). Johannes Kepler (1571-1630), Newton dan Albert Einstein (1879-1995) mereka ini telah mengeluarkan banyak teori dan hukum alam yang kini masih lagi disanjung tinggi sebenarnya sistem Matahari kita ini hanyalah salah satu bintang daripada berbilion-bilion bintang yang terdapat dalam alam ini. Bintang itu pula berkelompok-kelompok membentuk kumpulan bintang yang dinamakan galaksi. Matahari tergolong ke dalam satu galaksi yang dinamakan Bima Sakti (Milky Way). Galaksi ini dianggarkan mengandungi lebih dari 100,000 juta bintang yang berbagai-bagai pula sifat dan umurnya. Bintang yang terdekat dengan Matahari dianggarkan kira-kira 920,000,000,000,000 batu jaraknya.
Dalam alam kita yang maha luas ini terdapat berjuta-juta galaksi yang mempunyai bentuk khusus dan dikatakan sedang bergerak keluar dari pusat asalnya. Galaksi kita (Bima Sakti), jika dipandang dari atas kalihatan berbentuk seperti suatu pusaran, dan dari sisi berbentuk seperti kanta. Matahari dikatakan terletak hampir dengan pinggir galaksi ini.

Bumi dipandang dari luar

Seandainya kamu seorang makhluk asing yang sedang menghampiri Bumi, kamu akan mendapati Bumi seperti sebuah sfera yang berwarna agak biru dan banyak dipenuhi oleh tompok-tompok awan yang berwarna putih mengilau. Warna biru ini adalah berpunca daripada tindakan atmosfera Bumi ke atas cahaya Matahari yang memancar ke atasnya.
Apabila semakin hampir dengan Bumi maka akan kelihatan sebahagian besar permukaan Bumi dipenuhi oleh kawasan lautan. Kawasan daratan atau benua hanya meliputi kira-kira 30 peratus sahaja.
Benua seperti yang kita dapati hari ini dipercayai bermula daripada beberapa kelompokbatu-batan ringan yang terapung-apung dalam lapisan batu yang lebih berat. Batu-batan yang ringan itu bergerak akibat dari pengaruh kemagnetan Bumi dan seterusnya mengalami berbagai-bagai perubahan yang akhirnya membentuk gunung-ganang, lembah, tasik dan sungai yang mangalir ke laut. Kawasan rendah di antara kelompok batu-batan itu kemudiannya dipenuhi oleh air yang akhirnya membentuk lautan.

Daripada proses pembentukan Bumi ini juga dipercayai gas yang memenuhi ruang atmosfera yang membaluti permukaan Bumi ini. Meskipun lapisan udara ini kira-kira 100 batu saja, ia telah memainkan peranan yang amat penting dalam Bumi ini, kerana dengan adanya gas dalam amosfera yang secara langsung terlibat bukan saja dalam evolusi benda-benda hidup, malahan menjadi penyokong utama seluruh kehidupan di muka Bumi ini. Gas oksigen di udara digunakan oleh hidupan untuk proses pernafasannya dan ini menghasilkan gas karbon dioksida yang seterusnya digunakan pula oleh tumbuhan untuk membuat makanan organik yang menjadi asas binaan seluruh hidupan di Bumi.





PROSES KEJADIAN BUMI MENURUT ISLAM

"Sebahagian daripada tanda-tanda (kekuasaan-Nya) ialah kejadian langit dan bumi dan apa yang ditebarkan-Nya pada kedua-Nya dari makhluk yang melata dan Ia berkuasa mengumpulkan mereka apabila dikehendaki-Nya." (maksud ayat 29 S. Asyura)
Ayat 29 surah al-Baqarah pula, Allah mengatakan bahawa bumi dicipta terlebih dahulu daripada langit. Allah berfirman, “Dialah (Allah) yang menjadikan untuk kamu segala yang ada di bumi, kemudian Dia berkehendak menuju ke arah langit lalu dijadikannya tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Justeru, berdasarkan al-Quran, langit dicipta terlebih dahulu berbanding bumi. Hal ini adalah berdasarkan kenyataan Allah dalam ayat 30 surah an-Naziat yang bermaksud, “Dan bumi sesudah (langit dibangunkan) dihamparkannya (untuk kemudahan penduduknya) .” Penciptaan langit berlaku lebih daripada 10 bilion tahun dahulu selepas ledakan Big Bang. Selepas ledakan itu lahirlah bintang-bintang, planet-planet dan galaksi di langit atau kosmos. Proses ini disusuli dengan proses kejadian bumi lebih kurang 4.5 bilion tahun dahulu. Suhu bumi ketika itu berada di tahap yang amat tinggi justeru tidak sesuai untuk dihuni oleh sebarang hidupan. Selepas itu proses penyejukan berlaku dan dengan itu gas-gas dihasilkan terutamanya karbon dioksida, nitrogen dan air. Gas-gas ini menjadi asas kepada kejadian langit atmosfera yang melitupi bumi. Proses kejadian atmosfera ini bermula lebih kurang sejuta tahun selepas kejadian bumi dan atmosfera pula mempunyai tujuh lapis. Hal ini dilaporkan di physicalgeography. net oleh Dr. Michael Pidwirny daripada Universiti British Columbia Okanagan di bawah tajuk The Universe, Earth, Natural Spheres, And Gaia. Justeru, ayat-ayat al-Quran yang menyatakan bahawa langit dicipta selepas penciptaan bumi boleh dikaitkan dengan proses penciptaan atmosfera ini.
Apabila ayat-ayat al-Quran berhubung kejadian langit dan bumi ini dikaitkan dengan penemuan semasa, kita akan mengagumi ayat-ayat ini kerana ia menceritakan tentang fasa-fasa kejadian langit dan bumi secara sistematik. Justeru, Said Hawa dalam al-Asas fit Tafsir berkata, “Memang jelas sekali al-Quran menetapkan penciptaan galaksi-galaksi (di langit) berlaku terlebih dahulu daripada bumi. Ini merupakan sebahagian daripada mukjizat yang menunjukkan bahawa al-Quran datang daripada Allah.”


KRONOLOGI KEJADIAN ALAM

Asal usul alam semesta diterangkan dalam Al-Qur’an dalam ayat berikut;
Dia adalah maha Pencipta langit dan bumi. Surat al-An’aam:101.
Maklumat yang dinyatakan dalam Al-Qur’an ini adalah satu fakta yang sangat tepat dan selari dengan penemuan sains kontemporari. Kesimpulan yang dicapai dalam bidang astrofizik hari ini ialah bahawa alam semesta, bersama-sama dengan dimensi benda dan masa, telah terhasil melalui satu letupan yang besar yang terjadi ketika masa-sifar. Fenomena ini yang dikenali sebagai Big Bang membuktikan bahawa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan sebagai satu produk, dari satu letupan titik tunggal. Golongan saintifik moden percaya bahawa Big Bang adalah satu-satunya penerangan paling rasional dan fakta yang dapat dibuktikan mengenai permulaan dan asal kewujudan alam semesta.
Sebelum fenomena Big Bang terjadi, tidak terdapat sebarang benda yang wujud. Dalam keadaan tanpa sebarang kewujudan kebendaan, tenaga atau masa, dan yang mana hanya dapat diterangkan secara metafizik, semuanya ini sebenarnya telah diciptakan. Fakta ini, yang baru diketahui melalui kajian dalam bidang fizik moden, telah dinyatakan dalam Al-Qur’an 1400 tahun lalu.

Terdapat enam fasa kejadian alam iaitu;

Fasa Pertama (Ledakan dan Pengembangan)
– Peringkat ini bermula daripada saat ledakan Big Bang sehingga berlalu masa 0.00000000000000000 0000000000000001 saat. Kosmos ketika itu melalui proses pengembangan yang amat laju. Ia berkembang daripada ukuran sebesar atom kepada ukuran sebiji buah nangka dalam masa yang teramat singkat, iaitu, kurang daripada satu per sebilion saat dalam keadaan suhu yang mencecah 10 kuasa 27 darjah Celsius. Dalam masa yang singkat angkasa dipenuhi elektron dan quarks.

Fasa Kedua (Penyejukan dan Kelahiran Nukleus)

– Di peringkat ini masa berlalu lebih kurang tiga minit. Suhu, yang di peringkat sebelumnya berada di tahap yang amat tinggi, melalui proses penyejukan dan turun ke paras 10 kuasa 8 darjah Celsius. Keadaan ini memungkinkan quarks bercantum sesama sendiri dan bertukar menjadi proton dan neutron. Percantuman proton dan neutron melahirkan nukleus dan proses kelahiran nukleus ini menjadi asas kepada kelahiran atom hidrogen dan helium kemudiannya. Oleh kerana atom belum lagi wujud di peringkat ini kosmos berada dalam keadaan yang gelap gelita.

Fasa Ketiga (Kelahiran Atom)

– Fasa ini memakan masa lebih kurang 300,000 tahun. Di peringkat ini elektron bercantum dengan proton serta neutron dan dengan itu lahirlah atom-atom, terutamanya, atom-atom hidrogen dan helium. Kelahiran atom-atom ini menjadi titik permulaan kepada kelahiran cahaya di kosmos. Suhu ketika itu mencecah lebih kurang 10,000 darjah Celsius.

Fasa Keempat (Asap dan Kelahiran Galaksi Serta Bintang)

– Fasa ini bermula 300,000 tahun sehingga lebih kurang 1 bilion tahun selepas Big Bang. Di peringkat ini tarikan graviti menyebabkan gas-gas hidrogen dan helium bercantum sehingga melahirkan gumpalan-gumpalan asap raksasa. Daripada gumpalan-gumpalan asap ini lahirlah galaksi. Adapun gumpalan-gumpalan asap yang kecil, ia berperanan melahirkan bintang-bintang.

Fasa Kelima (Percantuman Galaksi, Kelahiran Big Hole, Supernovae dan Matahari)

– Fasa ini memakan masa daripada 1 bilion tahun hingga 9 bilion tahun selepas ledakan Big Bang. Di peringkat awal fasa ini galaksi-galaksi bercantum antara satu sama lain. Proses cantuman ini berlaku dengan dahsyat sekali sehingga menyebabkan kemusnahan sebahagian bintang. Bintang-bintang yang hancur bersama-sama dengan gas yang terhasil terhumban ke suatu pusat dan dengan itu menghasilkan satu lubang yang teramat padat (very dense) tanpa mempunyai isi padu (with no volume). Lubang ini mempunyai tarikan graviti yang teramat kuat dan dikenali sebagai lubang hitam atau black hole. Apa saja yang memasukinya, termasuk cahaya, tidak mampu keluar daripadanya. Gas-gas yang disedut oleh lubang hitam ini berada di tahap suhu yang amat tinggi sehingga mengeluarkan cahaya yang terang benderang yang, pada hari ini, dikenali sebagai quasars. Selepas ia memasuki lubang hitam ia lenyap selama-lamanya.Di peringkat ini proses kehancuran bintang-bintang berlaku dengan pesatnya. Proses kehancuran ini melahirkan ledakan yang amat dahsyat yang dikenali sebagai supernovae. Ledakan ini mengeluarkan elemen-elemen seperti oksigen, karbon, nitrogen, kalsium dan besi ke angkasa raya. Di samping itu ia juga mengeluarkan elemen-elemen berat seperti emas, perak, uranium, plumbum (lead) dan yang seumpamanya. Kesemua ini menjadi asas untuk melahirkan galaksi-galaksi baru. Di penghujung fasa ini (lebih kurang 5,000 bilion tahun dahulu) lahirlah matahari dan sistem solar.

Fasa Keenam (Kejadian Bumi dan Atmosfera dan Permulaan Hidupan)

Fasa ini bermula lebih kurang 9 bilion tahun selepas ledakan Big Bang, iaitu 4.5 bilion tahun dahulu. Di peringkat ini bermulalah kejadian bumi dan atmosfera yang berhubungan dengannya. 1 bilion tahun selepas itu (lebih kurang 3.5 bilion tahun yang lepas) lahirlah hidup-hidupan yang pertama di atas bumi.

BENTUK SFERA BUMI

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Dia membungkuskan malam atas siang dan membungkuskan siang atas malam… (Surah Az-Zumar:5)
Dalam Al-Qur’an, perkataan yang digunakan untuk menerangkan alam semesta adalah sangat penting. Kalimah arab yang diertikan sebagai ‘membalut’ dalam ayat di atas adalah ‘takwir’, dan dalam bahasa inggeris, ia bermakud ‘menjadikan sesuatu membalut sesuatu yang lain, dililit sebagai satu pakaian yang terhampar. Sebagai contoh, dalam kamus arab perkataan ini digunakan untuk perbuatan membalut sesuatu mengelilingi suatu yang lain seperti mana orang yang memakai serban.
Maklumat yang diertikan di dalam ayat mengenai siang dan malam yang membalut antara satu sama lain menyatakan maklumat yang tepat mengenai bentuk dunia. Fenomena ini hanya akan menjadi benar sekiranya bumi adalah berbentuk bulat. Ini bererti bahawa di dalam Al-Qur’an, yang diturunkan di abad ke 7, bentuk sfera bumi telah di disebutkan secara kiasan di dalamnya.
Ianya harus diingat, bagaimanapun, bahawa pemahaman mengenai astronomi ketika itu melihat dunia secara berbeza. Ketika itu difikirkan bahawa bumi berbentuk dataran rata dan semua pengiraan saintifk dan penjelasan berdasarkan kepada kepercayaan ini. Ayat Al-Qur’an bagaimanapun telah memuatkan maklumat yang baru diketahui beberapa abad sebelum ini, oleh kerana Al-Qur’an adalah kalam Tuhan, perkataan yang paling tepat digunakan di dalamnya ketika menerangkan mengenai alam smesta.

LAPISAN ATMOSFERA

Satu kenyataan telah disebut di dalam Al-Qur’an bahawa alam semesta ini mempunyai 7 lapisan;
Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak terhadap langit, lalu di jadikanNya 7 lapisan langit. Dan Dia maha Mengetahui segala sesuatu. (Surah al-Baqarah; 29)
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Surah Fusilat; 12)
Perkatan ‘langit-langit’, yang mana banyak di sebut di dalam ayat Al-Qur’an merujuk kepada langit di atas bumi dan merangkumi juga seluruh alam semesta. Makna perkataan tersebut bermaksud langit di bumi ataupun atmosfera yang terdiri daripada 7 lapisan.
Kajian kontemporari mendapati bahawa atmosfera dunia terdiri daripada pelbagai lapisan yang saling tindih menindih di antara satu sama lain, tambahan lagi lapisan ini telah digambarkan di dalam Al-Qur’an secara tepat.
Berdasarkan kajian saintifik yang telah dijalankan, subjek ini digambarkan seperti berikut;
Para saintis telah menemui bahawa atmosfera terdiri daripada beberapa lapisan, lapisan tersebut berbeza dari sudut fizikal berdasarkan tekanan atmosefera dan kandungan gas. Lapisan atmosefera yang paling hampir kepada permukaan bumi di panggil troposfera, yang mengandungi lebih kurang 90% jumlah jisim atmosfera, manakala lapisan di atas troposfera dipanggil stratosfera, kemudian diikuti dengan ozonosfera di mana penyerapan sinaran ultra ungu berlaku, kemudian diikuti dengan mesosfera, dan termosfera yang terdiri dari sebahagian gas ionyang dipanggil ionosfera. Bahagian yang paling luar dipanggil eksosfera yang merentang sejauh 480 km sejauh 960 km.
Jika kita perhatikan bilangan lapisan yang tersebut, kita akan mendapati atmosfera sebenarnya mempunyai 7 lapisan persis seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Keajaiban yang penting sekali yang disebut dalam ayat ini ‘Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya’ di dalam surah Fusilat ayat ke 12. Di dalam perkataan lain, Tuhan telah menyatakan bahawa Dia telah menetapkan setiap tingkat langit itu dengan tugas dan fungsi tertentu. Kebenaran ini telah dilihat di bahagian pertama tadi, setiap lapisan mempunyai peranan penting untuk kebaikan hidupan semua manusia dan hidupan di muka bumi ini. Setiap lapisan mempunyai fungsi yang khusus, bermula dari fungsi pembentukan hujan sehingga kepada perlindungan daripada ancaman radiasi berbahaya, dan dari memancarkan gelombang radio sehingga menghalang ancaman meteor yang memusnahkan.
Salah satu dari pelbagai fungsi ini, sebagai contoh, telah dinyatakan dalam sebuah sumber saintifik sebagai berikut;
Atmosfera bumi mempunyai 7 lapisan. Lapisan yang paling rendah dipanggil troposfera. Hujan, salji dan angin hanya terjadi di troposfera.
Ini adalah satu penemuan fenomena yang menakjubkan, yang tidak dapat diperolehi tanpa kemajuan teknologi abad ke 20 sebagaimana yang telah nyata disebut dalam Al-Qur’an 1400 tahun dahulu.

PEMISAHAN LANGIT DAN BUMI

Sepotong ayat mengenai penciptaan langit dinyatakan sebagai berikut.ayat.
“dan apakah orang-orang kafir itu tidak melihat bahawasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (satu unit penciptaan), kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakan mereka tiada juga beriman?”. (Surah Al-Anbia: 30)
Kalimah ‘ratq’ diertikan sebagai dijahit yang bermaksud ‘dikumpul bersama, dicampur’ dalam kamus bahasa arab. Ianya digunakan untuk merujuk dua intipati yang berbeza yang membina suatu yang menyeluruh. Frasa ‘Kami membuka jahitan; adalah perkataan fataq dalam bahasa arab dan menggambarkan bahawa sesuatu yang diwujudkan dengan membelah bahagian atau memusnahkan struktur ratq. Biji benih yang tumbuh bertunas dari tanah adalah satu contoh frasa ini.
Di dalam ayat tersebut, langit dan bumi pada status pertamanya adalah berbentuk ratq. Kedua-duanya di pisahkan (fataqa) dengan kemunculan satu dari yang satu lagi. Apa yang menarik, apabila kita mengingati saat pertama fenomena Big Bang kita melihat bahawa satu titik tunggal mengandungi semua material alam semesta.
Dalam perkataan lain, setiap benda termasuk langit dan bumi yang masih belum diciptakan lagi, juga termasuk di dalam titik tunggal ini dalam keadaan ratq. Titik ini kemudiannya meletup dalam satu letupan yang besar, menyebabkan materialnya menjadi fataq dan proses ini membentuk keseluruhan struktur alam semesta. Apabila kita membandingkan pernyataan di dalam ayat Al-Qur’an di atas dengan penemuan saintifik, kita mendapati bahawa kedua-duanya berada dalam keserasian yang sempurna di antara satu sama lain. Apa yang cukup menarik perhatian ialah penemuan ini tidak diketahui sehingga abad ke 20.