Saturday, August 16, 2008
Saturday, July 26, 2008
PEMBENTUKAN BUMI DARI SEGI SAINS
teori yang paling populer adalah teori big bang.
Awalnya ada 1 bintang raksasa yang kemudia mengalami supernova, meledak dan materialnya menyebar kemana2.
Material besar yang menyimpan energi menjadi bintang, sementara yang lebih kecil menjadi planet, yang lebih kecil menajdi bulan, asteroid, dan benda langin lainnya. Sesuai kaidah bahwa dua benda akan tarik-menarik sesuai dengan gravitasi yang dimilikinya (yang dipengaruhi oleh massa masing2 benda tersebut), maka benda yang massanya lebih kecil akan tertarik oleh gravitasi benda yang massanya lebih besar. tapi karena adanya gravitasi benda yang lebih kecil tersebut, maka benda yang lebih kecil akan berputar mendekat ke benda yang lebih besar sampai akhirnya dicapai kesetimbangan antara kedua gravitasi kedua sehingga benda yang lebih kecil akan ber-revolusi mengelilingi benda dengan massa yang (jauh) lebih besar. Contoh, planet yang mengelilingi matahari.
Kemudian planet inipun mengalami proses pembentukan dirinya. Sebagai pecahan dari bintang, tentu saja tiap planet memiliki komposisi yang berbeda. Kemudian pengaruh dari radiasi yang diterima tiap planet juga berbeda, maka proses yang terjadi pada tiap2 planet akan berbeda satu-sama lain.
Bumi yang awalnya berupa benda pijar yang panas perlahan2 mengalami pendinginan (energi yang disimpannya cuma sedikit lho, ga sebanyak bintang). Sesuai hukum thermodinamika yang gua sendiri ga tau persisnya (^_^) bumi mengalami perubahan dari bentuk gas --> semakin dingin --> cair, nah pada saat cair inilah material2 mulai mengelompok dan membentuk bagian2 inti, mantel dan kerak.
Khusus untuk kerak, (uap) air yang mulai terbentuk seiring pendinginan bumi mulai mendingin dan turun ke permukaan bumi menjadi air. Nah karena permukaan bumi masih berupa cairan panas, maka air tersebut menjadi uap lagi sementara permukaannya terdinginkan dan mulai mengeras. bayangkan magma yang disemprot air dalam jumlah banyak, lama2 kan permukaan atasnya akan mengeras (karena mendingin) sementara lapisan bawahnya tetap berupa cairan panas. Nah lapisan keras tersebut semakin lama semakin tebal dan sekarang menjadi 'permukaan tanah' tempat manusia dan makhluk hidup lainnya tinggal. Sementara air yang sebagian besar menjadi laut dan samudra, salah satunya berfungsi untuk menjaga suhu kerak bumi tetap dingin.
teori yang paling populer adalah teori big bang.
Awalnya ada 1 bintang raksasa yang kemudia mengalami supernova, meledak dan materialnya menyebar kemana2.
Material besar yang menyimpan energi menjadi bintang, sementara yang lebih kecil menjadi planet, yang lebih kecil menajdi bulan, asteroid, dan benda langin lainnya. Sesuai kaidah bahwa dua benda akan tarik-menarik sesuai dengan gravitasi yang dimilikinya (yang dipengaruhi oleh massa masing2 benda tersebut), maka benda yang massanya lebih kecil akan tertarik oleh gravitasi benda yang massanya lebih besar. tapi karena adanya gravitasi benda yang lebih kecil tersebut, maka benda yang lebih kecil akan berputar mendekat ke benda yang lebih besar sampai akhirnya dicapai kesetimbangan antara kedua gravitasi kedua sehingga benda yang lebih kecil akan ber-revolusi mengelilingi benda dengan massa yang (jauh) lebih besar. Contoh, planet yang mengelilingi matahari.
Kemudian planet inipun mengalami proses pembentukan dirinya. Sebagai pecahan dari bintang, tentu saja tiap planet memiliki komposisi yang berbeda. Kemudian pengaruh dari radiasi yang diterima tiap planet juga berbeda, maka proses yang terjadi pada tiap2 planet akan berbeda satu-sama lain.
Bumi yang awalnya berupa benda pijar yang panas perlahan2 mengalami pendinginan (energi yang disimpannya cuma sedikit lho, ga sebanyak bintang). Sesuai hukum thermodinamika yang gua sendiri ga tau persisnya (^_^) bumi mengalami perubahan dari bentuk gas --> semakin dingin --> cair, nah pada saat cair inilah material2 mulai mengelompok dan membentuk bagian2 inti, mantel dan kerak.
Khusus untuk kerak, (uap) air yang mulai terbentuk seiring pendinginan bumi mulai mendingin dan turun ke permukaan bumi menjadi air. Nah karena permukaan bumi masih berupa cairan panas, maka air tersebut menjadi uap lagi sementara permukaannya terdinginkan dan mulai mengeras. bayangkan magma yang disemprot air dalam jumlah banyak, lama2 kan permukaan atasnya akan mengeras (karena mendingin) sementara lapisan bawahnya tetap berupa cairan panas. Nah lapisan keras tersebut semakin lama semakin tebal dan sekarang menjadi 'permukaan tanah' tempat manusia dan makhluk hidup lainnya tinggal. Sementara air yang sebagian besar menjadi laut dan samudra, salah satunya berfungsi untuk menjaga suhu kerak bumi tetap dingin.
PEMBENTUKAN BUMI DARI SEGI ISLAM
Adapun yang mengenai relief bumi, Qur-an hanya menyinggung
terbentuknya gunung-gunung. Sesungguhnya dari segi yang kita
bicarakan di sini, hanya sedikit yang dapat kita katakan;
yaitu ayat-ayat yang menunjukkan perhatian Tuhan kepada
manusia dalam hubungannya dengan terbentuknya bumi seperti
dalam:
Surat 71 ayat 19, 21:
Artinya: "Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai
hamparan supaya kamu menempuh jalan-jalan yang
luas di bumi itu."
Surat 51 ayat 48 :
Artinya: "Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik
yang menghamparkan adalah Kami."
(Permadani) yang digelar (dihamparkan) adalah kulit bumi
yang keras yang di atasnya kita dapat hidup. Adapun
lapisanlapisan di bawah adalah sangat panas, cair dan tak
sesuai dengan kehidupan. Ayat-ayat Qur-an yang mengenai
gunung-gunung serta isyarat-isyarat tentang stabilitasnya
karena akibat fenomena lipatan adalah sangat penting.
Surat 88 ayat 19, 20:
Artinya: "Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan,
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan."
Konteks ayat mengajak orang-orang yang tidak beragama untuk
melihat fenomena-fenomena alamiah. Ayat-ayat di bawah ini
menjelaskan lebih lanjut:
Surat 78 ayat 6, 7:
Artinya: "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak."
Orang-orang yang beragama itu memakai (autad, kata jamak
dari watad) untuk menetapkan tenda di atas tanah.
Para ahli geologi modern menggambarkan lipatan tanah yang
mengambil tempat duduk di atas relief, dan yang dimensinya
berbeda-beda sampai beberapa kilometer bahkan beberapa puluh
kilometer. Daripada fenomena lipatan inilah kulit bumi dapat
menjadi stabil.
Karena hal-hal tersebut di atas kita tidak heran jika
membaca Qur-an dan mendapatkan pemikiran-pemikiran tentang
gunung-gunung seperti berikut:
Surat 79 ayat 32:
Artinya: "Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh."
Surat 31 ayat 10:
Artinya: "Dia meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu."
Kata-kata tersebut diulangi lagi dalam surat 16 ayat 15.
Idea yang sama diterangkan dengan cara yang agak berlainan
dalam surat 21 ayat 31:
Artinya: "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka. "
Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa cara gunung-gunung itu
diletakkan adalah sangat menjamin stabilitasnya, dan hal ini
sangat sesuai dengan penemuan-penemuan geologi.
Adapun yang mengenai relief bumi, Qur-an hanya menyinggung
terbentuknya gunung-gunung. Sesungguhnya dari segi yang kita
bicarakan di sini, hanya sedikit yang dapat kita katakan;
yaitu ayat-ayat yang menunjukkan perhatian Tuhan kepada
manusia dalam hubungannya dengan terbentuknya bumi seperti
dalam:
Surat 71 ayat 19, 21:
Artinya: "Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai
hamparan supaya kamu menempuh jalan-jalan yang
luas di bumi itu."
Surat 51 ayat 48 :
Artinya: "Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik
yang menghamparkan adalah Kami."
(Permadani) yang digelar (dihamparkan) adalah kulit bumi
yang keras yang di atasnya kita dapat hidup. Adapun
lapisanlapisan di bawah adalah sangat panas, cair dan tak
sesuai dengan kehidupan. Ayat-ayat Qur-an yang mengenai
gunung-gunung serta isyarat-isyarat tentang stabilitasnya
karena akibat fenomena lipatan adalah sangat penting.
Surat 88 ayat 19, 20:
Artinya: "Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan,
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan."
Konteks ayat mengajak orang-orang yang tidak beragama untuk
melihat fenomena-fenomena alamiah. Ayat-ayat di bawah ini
menjelaskan lebih lanjut:
Surat 78 ayat 6, 7:
Artinya: "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak."
Orang-orang yang beragama itu memakai (autad, kata jamak
dari watad) untuk menetapkan tenda di atas tanah.
Para ahli geologi modern menggambarkan lipatan tanah yang
mengambil tempat duduk di atas relief, dan yang dimensinya
berbeda-beda sampai beberapa kilometer bahkan beberapa puluh
kilometer. Daripada fenomena lipatan inilah kulit bumi dapat
menjadi stabil.
Karena hal-hal tersebut di atas kita tidak heran jika
membaca Qur-an dan mendapatkan pemikiran-pemikiran tentang
gunung-gunung seperti berikut:
Surat 79 ayat 32:
Artinya: "Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh."
Surat 31 ayat 10:
Artinya: "Dia meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu."
Kata-kata tersebut diulangi lagi dalam surat 16 ayat 15.
Idea yang sama diterangkan dengan cara yang agak berlainan
dalam surat 21 ayat 31:
Artinya: "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka. "
Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa cara gunung-gunung itu
diletakkan adalah sangat menjamin stabilitasnya, dan hal ini
sangat sesuai dengan penemuan-penemuan geologi.
MUKA BUMI
Susunan bumi adalah kompleks. Pada waktu ini secara kasar
sekali kita dapat mengatakan bahwa bumi itu mempunyai
lapisan dalam; temperatur disitu sangat tinggi khususnya di
bagian tengah di mana batu-batu masih cair. Adapun lapisan
atas atau kulit bumi merupakan lapisan yang keras dan
dingin. Lapisan atas itu sangat tipis, hanya setebal antara
beberapa kilometer dan beberapa puluh kilometer; sedang
poros bumi itu lebih dari 6.000 kilometer. Dengan begitu
maka kulit bumi, rata-rata tidak sampai 1/100 poros bumi.
Dalam batas 1/100 inilah fenomena-fenomena geologi terjadi.
Yang paling dasar daripada perubahan-perubahan geologi
adalah lipatan yang asalnya adalah rangkaian gunung-gunung.
Terbentuknya lipatan-lipatan itu dalam geologi dinamakan
"orogenese." Proses ini penting sekali karena setelah nampak
relief (pemunculan) yang akan membentuk gunung terjadi pula
gerakan kearah kedalam yang proporsional dengan kulit bumi
yang menjamin tempat duduknya gunung itu dalam lapisan di
bawahnya.
Sejarah tentang pembagian muka bumi menjadi tanah dan lautan
adalah hasil penyelidikan yang masih baru dan masih belum
sempurna, walaupun yang mengenai periode yang tidak sangat
kuno tetapi yang lebih banyak diketahui. Sangat boleh jadi
bahwa timbulnya lautan (hidrosfir) terjadi l/2 milliard
tahun yang lalu. Mula-mula semua benua merupakan satu
kesatuan pada "Zaman Pertama" dan kemudian terserak-serak.
Di lain pihak ada benua-benua atau bagian benua yang muncul
sebagai akibat terjadinya gunung dalam daerah laut (seperti
benua Atlantik Utara dan sebagian dari Europa -- menurut
pandangan Sains modern).
Yang mempunyai pengaruh besar dalam sejarah pembentukan bumi
adalah munculnya rangkaian gunung-gunung. Para ahli
mengelompokkan semua evolusi bumi, dari periode pertama
sampai periode keempat dengan mengambil pedoman dari tahap
orogenik (gunung-gunung) dan tahap-tahap ini sendiri
dikelompokkan dalam siklus-siklus orogenik, karena tiap-tiap
munculnya relief gunung akan mempengaruhi keseimbangan
antara lautan dan benua. Munculnya gunung-gunung telah
menghilangkan beberapa bagian bumi yang tinggi dan
menumbuhkan bagian-bagian yang baru dan telah merubah
pembagian udara laut dan udara kontinental semenjak
beratus-ratus juta tahun. Udara kontinental hanya mengambil
tempat 3/10 dari seluruh muka bumi.
Dengan cara tersebut di atas kita dapat menyimpulkan secara
sangat tidak sempurna perubahan-perubahan yang terjadi dalam
beberapa ratus juta tahun yang lalu.
Susunan bumi adalah kompleks. Pada waktu ini secara kasar
sekali kita dapat mengatakan bahwa bumi itu mempunyai
lapisan dalam; temperatur disitu sangat tinggi khususnya di
bagian tengah di mana batu-batu masih cair. Adapun lapisan
atas atau kulit bumi merupakan lapisan yang keras dan
dingin. Lapisan atas itu sangat tipis, hanya setebal antara
beberapa kilometer dan beberapa puluh kilometer; sedang
poros bumi itu lebih dari 6.000 kilometer. Dengan begitu
maka kulit bumi, rata-rata tidak sampai 1/100 poros bumi.
Dalam batas 1/100 inilah fenomena-fenomena geologi terjadi.
Yang paling dasar daripada perubahan-perubahan geologi
adalah lipatan yang asalnya adalah rangkaian gunung-gunung.
Terbentuknya lipatan-lipatan itu dalam geologi dinamakan
"orogenese." Proses ini penting sekali karena setelah nampak
relief (pemunculan) yang akan membentuk gunung terjadi pula
gerakan kearah kedalam yang proporsional dengan kulit bumi
yang menjamin tempat duduknya gunung itu dalam lapisan di
bawahnya.
Sejarah tentang pembagian muka bumi menjadi tanah dan lautan
adalah hasil penyelidikan yang masih baru dan masih belum
sempurna, walaupun yang mengenai periode yang tidak sangat
kuno tetapi yang lebih banyak diketahui. Sangat boleh jadi
bahwa timbulnya lautan (hidrosfir) terjadi l/2 milliard
tahun yang lalu. Mula-mula semua benua merupakan satu
kesatuan pada "Zaman Pertama" dan kemudian terserak-serak.
Di lain pihak ada benua-benua atau bagian benua yang muncul
sebagai akibat terjadinya gunung dalam daerah laut (seperti
benua Atlantik Utara dan sebagian dari Europa -- menurut
pandangan Sains modern).
Yang mempunyai pengaruh besar dalam sejarah pembentukan bumi
adalah munculnya rangkaian gunung-gunung. Para ahli
mengelompokkan semua evolusi bumi, dari periode pertama
sampai periode keempat dengan mengambil pedoman dari tahap
orogenik (gunung-gunung) dan tahap-tahap ini sendiri
dikelompokkan dalam siklus-siklus orogenik, karena tiap-tiap
munculnya relief gunung akan mempengaruhi keseimbangan
antara lautan dan benua. Munculnya gunung-gunung telah
menghilangkan beberapa bagian bumi yang tinggi dan
menumbuhkan bagian-bagian yang baru dan telah merubah
pembagian udara laut dan udara kontinental semenjak
beratus-ratus juta tahun. Udara kontinental hanya mengambil
tempat 3/10 dari seluruh muka bumi.
Dengan cara tersebut di atas kita dapat menyimpulkan secara
sangat tidak sempurna perubahan-perubahan yang terjadi dalam
beberapa ratus juta tahun yang lalu.
Bumi, bila boleh didiami?
Bumi adalah satu-satunya bahagian alam semesta yang diketahui dihuni oleh makhluk hidup sampai sekarang. Para ahli sains telah berusaha merungkai asal usul munculnya kehidupan di Bumi dan bagaimana keadaan Bumi di awal terbentuknya.
Ada tiga sudut pandangan yang memperkatakan keadaan Bumi pada awal terbentuknya, iaitu bergurun seperti permukaan Bulan, diselimuti lidah api, atau dipenuhi air tanpa daratan. Namun, ketiga gambaran tersebut mungkin salah.
Sebuah kajian terbaru menyimpulkan bahawa Bumi memiliki benua dan lautan sejak 4,3 milion tahun lalu. Keadaan tersebut berlaku setelah Bumi terbentuk dan tidak terlalu lama sejak terbentuknya matahari sekitar 4,6 milion tahun lalu.
Penelitian berbeza yang dilaporkan pada bulan Mei juga menghasilkan kesimpulan sama. Anggapan bahawa permukaan Bumi diliputi api yang membara pada awal terbentuknya dianggap sesuatu yang terlalu melampau.
Tapi, bukan bermakna sejak awal terbentuknya Bumi sudah ada kehidupan. Hanya sahaja, keadaan persekitarannya sudah siap untuk didiami. Suatu tempat berisi air, tanah, suhu dan keadaan persekitaran yang seimbang membawa kepada terbentuknya kehidupan.
Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam jurnal Sains edisi online. Peneliti dari University of Colorado Stephen Mojzsis juga menerangkan bagaimana keadaan Bumi sebelum masa tersebut.
"Sebelum 4 milion tahun lalu, Bumi mungkin tidak terlihat Biru dari luar angkasa seperti sekarang. Meskipun diketahui sudah terbentuk daratan yang luas, atmosfera yang mengandungi karbon dioksida berkadar tinggi menyebabkan langit berwarna kemerah-merahan,"kata Mojzsis.
"Lautan dengan konsentrasi besi yang lebih tinggi daripada sekarang juga menyebabkan airnya berwarna biru kehijau-hijauan. Ratusan kepulauan kecil seperti Selandia Baru atau Jepun mungkin masih terendam," katanya.
Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisis terhadap hafnium, elemen langka pada mineral purba yang ditemukan di Jack Hill, kawasan Australia Barat. Batuan-batuan di sana diperkirakan sebagai salah satu yang tertua di Bumi, berumur sekitar 4,4 milion tahun.
"Bukti ini menunjukkan bahwa terdapat plat benua utama yang telah terbentuk pada 100 juta tahun pertama terbentuknya Bumi," lanjut Mojzsis.
Penelitian Mark Harrison dari Australian National University yang dilaporkan pada 2001 digabungkan dengan hasil penelitian Mojzsis. Dari penelitian tersebut telah dibuktikan bahawa permukaan Bumi mengandung air sejak 4,3 juta tahun lalu.
"Gambaran yang kami peroleh sekarang menunjukkan bahwa kulit Bumi, lautan, dan atmosfera telah terbentuk sejak awal sehingga lebih siap untuk menampung pelbagai bentuk kehidupan," kata Mojzsis.
Udaranya sendiri mungkin belum dapat digunakan untuk bernafas kerana terdiri dari campuran karbon dioksida, wap air, gas sulfur, dan metana. Tetapi kerana inilah lingkungan yang diperlukan oleh mikroba.
Para saintis belum dapat memastikan sejak bila kehidupan dimulai dan bagaimana terbentuk. Berdasarkan teori lainnya, jika ada sejak 4,3 milion tahun dahulu, beertiti kehidupan sempat musnah kerana hentaman meteor sehingga harus dimulai sejak awal lagi. Bagaimanapun, Bumi adalah tempat yang tidak pasti pada satu milion tahun pertama hingga berkurangnya asteroid dan komet yang menghentamnya.
Bumi adalah satu-satunya bahagian alam semesta yang diketahui dihuni oleh makhluk hidup sampai sekarang. Para ahli sains telah berusaha merungkai asal usul munculnya kehidupan di Bumi dan bagaimana keadaan Bumi di awal terbentuknya.
Ada tiga sudut pandangan yang memperkatakan keadaan Bumi pada awal terbentuknya, iaitu bergurun seperti permukaan Bulan, diselimuti lidah api, atau dipenuhi air tanpa daratan. Namun, ketiga gambaran tersebut mungkin salah.
Sebuah kajian terbaru menyimpulkan bahawa Bumi memiliki benua dan lautan sejak 4,3 milion tahun lalu. Keadaan tersebut berlaku setelah Bumi terbentuk dan tidak terlalu lama sejak terbentuknya matahari sekitar 4,6 milion tahun lalu.
Penelitian berbeza yang dilaporkan pada bulan Mei juga menghasilkan kesimpulan sama. Anggapan bahawa permukaan Bumi diliputi api yang membara pada awal terbentuknya dianggap sesuatu yang terlalu melampau.
Tapi, bukan bermakna sejak awal terbentuknya Bumi sudah ada kehidupan. Hanya sahaja, keadaan persekitarannya sudah siap untuk didiami. Suatu tempat berisi air, tanah, suhu dan keadaan persekitaran yang seimbang membawa kepada terbentuknya kehidupan.
Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam jurnal Sains edisi online. Peneliti dari University of Colorado Stephen Mojzsis juga menerangkan bagaimana keadaan Bumi sebelum masa tersebut.
"Sebelum 4 milion tahun lalu, Bumi mungkin tidak terlihat Biru dari luar angkasa seperti sekarang. Meskipun diketahui sudah terbentuk daratan yang luas, atmosfera yang mengandungi karbon dioksida berkadar tinggi menyebabkan langit berwarna kemerah-merahan,"kata Mojzsis.
"Lautan dengan konsentrasi besi yang lebih tinggi daripada sekarang juga menyebabkan airnya berwarna biru kehijau-hijauan. Ratusan kepulauan kecil seperti Selandia Baru atau Jepun mungkin masih terendam," katanya.
Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisis terhadap hafnium, elemen langka pada mineral purba yang ditemukan di Jack Hill, kawasan Australia Barat. Batuan-batuan di sana diperkirakan sebagai salah satu yang tertua di Bumi, berumur sekitar 4,4 milion tahun.
"Bukti ini menunjukkan bahwa terdapat plat benua utama yang telah terbentuk pada 100 juta tahun pertama terbentuknya Bumi," lanjut Mojzsis.
Penelitian Mark Harrison dari Australian National University yang dilaporkan pada 2001 digabungkan dengan hasil penelitian Mojzsis. Dari penelitian tersebut telah dibuktikan bahawa permukaan Bumi mengandung air sejak 4,3 juta tahun lalu.
"Gambaran yang kami peroleh sekarang menunjukkan bahwa kulit Bumi, lautan, dan atmosfera telah terbentuk sejak awal sehingga lebih siap untuk menampung pelbagai bentuk kehidupan," kata Mojzsis.
Udaranya sendiri mungkin belum dapat digunakan untuk bernafas kerana terdiri dari campuran karbon dioksida, wap air, gas sulfur, dan metana. Tetapi kerana inilah lingkungan yang diperlukan oleh mikroba.
Para saintis belum dapat memastikan sejak bila kehidupan dimulai dan bagaimana terbentuk. Berdasarkan teori lainnya, jika ada sejak 4,3 milion tahun dahulu, beertiti kehidupan sempat musnah kerana hentaman meteor sehingga harus dimulai sejak awal lagi. Bagaimanapun, Bumi adalah tempat yang tidak pasti pada satu milion tahun pertama hingga berkurangnya asteroid dan komet yang menghentamnya.
KEHANCURAN BUMI
Kiamat: Penciptaan kembali alam semesta
Dalam Al Qur'an ditekankan bahwa pengetahuan kiamat hanya Allah yang tahu. Dari banyak ayat Al Qur'an dijelaskan dengan jelas bahawa hari kiamat bukan hancurnya alam semesta tetapi kiamat merupakan rangkaian peristiwa. Pada saat sangkakala pertama, alam semesta hancur dan berikutnya secara berturutan alam dibangun kembali (qiyamah) menjadi bentuk baru. Pada saat qiyam inilah dihisab amal perbuatan manusia dan terjadi kegusaran seluruh manusia dari seluruh alam (termasuk dari bumi). Di akhirat kelak masih ada matahari dan planet yang masing-masing merupakan tempat syurga dan neraka. Mungkinkah pada waktu itu hanya ada matahari tunggal dengan planet tunggal yang ukurannya maha besar karena berkumpulnya semua isi alam?
ALAM SEMESTA DAN KEHANCURANNYA
Setiap sesuatu yang baru akan berubah. Bumi dan langit beserta galaksi-galaksi adalah ciptaan tuhan maka ianya bersifat mahkluk dan baru iaitu harus menerima perubahan. Setiap benda baru akan hancur kerana ketidakkekalannya. Yang kekal hanyalah Allah yang tidak menerima perubahan. Begitu juga dengan ruang, waktu dan kosmos yang sebelumnya tiada adalah mahkluk Allah.
Alam semesta ini pada suatu masa akan menerima kemusnahan. Hal ini telah disebut dalam al-Quran.
Dalam ayat 9 Surah al-Thur menerangkan yang maksudnya,
“Pada hari ketika langit benar-benar goncang”.
Dalam ayat 16 Surah al-Haqqah,
“Dan terbelahlah langit kerana pada hari langit menjadi lemah”.
Dalam ayat 18 Surah al-Muzammil,
“Langit pun menjadi pecah belah pada hari itu”.
Dalam ayat 9 Surah al-Mursalat,
“Dan apabila langit telah dibelah”.
Dalam ayat 104 Surah al-Anbiya’,
“pada hari kami gulung langit sebagai menggulung. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya”.
Dalam ilmu astronomi bintang-bintang pada suatu ketika nanti akan meledak dan meluap menjadi supernova. Dan kemungkinan matahari kita pada suatu masa nanti juga akan menjadi supernova tersebut. Di kala itu bumi akan ditelannnya. Hal ini mungkin akan terjadi berjuta tahun akan datang. Denagn berlakunya hal tersebut, terjadi apa yang dikatakan kiamat.
Kita juga mangetahui bahawa adanya rotasi seluruh bintang di langit kerana adanya daya tarikan galaksi-galaksi. Bintang-bintang berpusing untuk mengimbangi kedudukkannya. Galaksi mengeluarkan daya centripetal sedangkan bintang-bintang mengeluarkan daya tarik centrifugal. Bumi kita dan lapan planet lainnyaberotasi dan mengelilingi matahari kerana daya tarik centripetal matahari yang menarik planet-planet tersebut. Planet-planet menjadi berpusing kerana daya tarik centrifugalnya untuk menghindari dari matahari. Kedua-dua daya ini harus seimbang supaya perjalanan alm semsta ini menjadi tertib dan tidak bertembung. Kesemua ini boleh berkurang atas sebab-sebab tertentu. Hal ini telah diketahui oleh para sarjana Amerika bahawa daya tarik bumi waktu ini sedang menurun dan menyebabkan rotasinya lambat. Jika daya tarik bumi boleh berkurangan mak daya tarik benda-benda langit seperti bintang-bintang pun boleh menurun. Hal ini akan menyebabkan kemusnahan bintang-bintang sehingga terjadi perlanggaran antara satu sama lain. Akibat yang paling hebat sekali apabila daya tarik centrifugal berkurangan. Maka seluruh bintang akan masuk ke pusat galaksinya, masing-masing dalam keadaan ini, pusat galaksi bima sakti akn dihujani sekitar 100juta bintang, sehingga pusat galaksi itu menjadi medan kehancuran bintang-bintang. Mungkin juga galaksi-galaksi lainnya akan menerima nasib yang sama. Al-Quran telah menyatakan hal ini.
Allah berfirman yang maksudnya,
“Dan apabila bintang-bintang berjatuhan”.
Dan firmanNya lagi yang bermaksud,
“Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan”.
Bagaimana jatuhnya bintang-bintang tersebut dapat digambarkan oleh ilmu astronomi, mungkin disebabkan lambatnya rotasi gerakan bintang tersebut atau sebagainya seperti yang telah dijelaskan.
Selain itu, menurut astronomi bahawa bintang-bintang yang berada dilangit akan padam kemudian hancur.
Dalam pandangan yang lain pula bahawa bintang-bintang itu berevolusi dengan memiliki tenaga yang kuat dan panas hingga berwarna biru yang kemudian mengecil dengan jalannya yang tidak terkendalikan. Zat-zat helium yang ada disekitarnya akan membakar degan cepat dan akhirnya akan meledak. Dianggarkan pada waktu itu suhu kepanasannya setinggi 800juta darjah celcius dengan bahan-bahan atom ayng akan dapat meledakkan dirinya dengan hebat sekali.
Menurur A. Baiquni, bahawa pada setiap jangka waktu antara 100 hingga 200juta tahun, pertembunagn besar akan terjadi antara bumi dengan benda-benda angkasa yang lebih daripada hentaman yang berlaku ke atas bumi pada tahun 1908 yang dikenali sebagai “Kejadian Tungusa”. Kejadian yang besar itu terjadi, iaitu pada saat sistem matahari dalam perjalanannya mengelilingi pusat galaksi. Perjalanan tersebut menghampiri kawasan yang berkabut raksasa. Terjadi hal ini kerana masssanya yang besar, kabut raksasa ini akan mengganggu perjalanan komet-komet yang berasal dari kabut Oort yang ikut serta dengan sistem tata suriya kita dan hal ini dapat mengakibatkan pertembungan denagn bumi seperti Tungusa itu. Denagn kejadian itu dapat mengubah arus magma dan paksi bumi sehingga ada kemungkinan kutub Utara terbalik ke Selatan dan sebaliknya Barat menjadi Timur dan Timur menjadi Barat. Tidak mustahil pada waktu itu matahari akan terbit dari Barat dan terbenam ke Timur. Di dalam hadith Rasulullah s.a.w ada menerangkan hal ini.
Ia bersabda yang maksudnya,
“Sesungguhnya yang pertama-tama tanda hari kiamat ialah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluar sesuatu macam binatang di hadapan orang ramai di waktu siang hari. Mana yang di antara kedua tanda ini keluar lebih dahulu sebelum yang satunya, maka yang satunya itu akan menyusul dalam waktu yang dekat sekali sesudah terjadi yang pertama itu”.
Walaupun ada banyak teori yang berdasarkan kepada pengkajian sains mengenai kehancuran alam semesta ini, namun hakikat sebenarnya adalah pada ilmi Allah, kerana Dialah yang Maha Mengetahui dan menentukan segala-galanya.
Dalam Al Qur'an ditekankan bahwa pengetahuan kiamat hanya Allah yang tahu. Dari banyak ayat Al Qur'an dijelaskan dengan jelas bahawa hari kiamat bukan hancurnya alam semesta tetapi kiamat merupakan rangkaian peristiwa. Pada saat sangkakala pertama, alam semesta hancur dan berikutnya secara berturutan alam dibangun kembali (qiyamah) menjadi bentuk baru. Pada saat qiyam inilah dihisab amal perbuatan manusia dan terjadi kegusaran seluruh manusia dari seluruh alam (termasuk dari bumi). Di akhirat kelak masih ada matahari dan planet yang masing-masing merupakan tempat syurga dan neraka. Mungkinkah pada waktu itu hanya ada matahari tunggal dengan planet tunggal yang ukurannya maha besar karena berkumpulnya semua isi alam?
ALAM SEMESTA DAN KEHANCURANNYA
Setiap sesuatu yang baru akan berubah. Bumi dan langit beserta galaksi-galaksi adalah ciptaan tuhan maka ianya bersifat mahkluk dan baru iaitu harus menerima perubahan. Setiap benda baru akan hancur kerana ketidakkekalannya. Yang kekal hanyalah Allah yang tidak menerima perubahan. Begitu juga dengan ruang, waktu dan kosmos yang sebelumnya tiada adalah mahkluk Allah.
Alam semesta ini pada suatu masa akan menerima kemusnahan. Hal ini telah disebut dalam al-Quran.
Dalam ayat 9 Surah al-Thur menerangkan yang maksudnya,
“Pada hari ketika langit benar-benar goncang”.
Dalam ayat 16 Surah al-Haqqah,
“Dan terbelahlah langit kerana pada hari langit menjadi lemah”.
Dalam ayat 18 Surah al-Muzammil,
“Langit pun menjadi pecah belah pada hari itu”.
Dalam ayat 9 Surah al-Mursalat,
“Dan apabila langit telah dibelah”.
Dalam ayat 104 Surah al-Anbiya’,
“pada hari kami gulung langit sebagai menggulung. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya”.
Dalam ilmu astronomi bintang-bintang pada suatu ketika nanti akan meledak dan meluap menjadi supernova. Dan kemungkinan matahari kita pada suatu masa nanti juga akan menjadi supernova tersebut. Di kala itu bumi akan ditelannnya. Hal ini mungkin akan terjadi berjuta tahun akan datang. Denagn berlakunya hal tersebut, terjadi apa yang dikatakan kiamat.
Kita juga mangetahui bahawa adanya rotasi seluruh bintang di langit kerana adanya daya tarikan galaksi-galaksi. Bintang-bintang berpusing untuk mengimbangi kedudukkannya. Galaksi mengeluarkan daya centripetal sedangkan bintang-bintang mengeluarkan daya tarik centrifugal. Bumi kita dan lapan planet lainnyaberotasi dan mengelilingi matahari kerana daya tarik centripetal matahari yang menarik planet-planet tersebut. Planet-planet menjadi berpusing kerana daya tarik centrifugalnya untuk menghindari dari matahari. Kedua-dua daya ini harus seimbang supaya perjalanan alm semsta ini menjadi tertib dan tidak bertembung. Kesemua ini boleh berkurang atas sebab-sebab tertentu. Hal ini telah diketahui oleh para sarjana Amerika bahawa daya tarik bumi waktu ini sedang menurun dan menyebabkan rotasinya lambat. Jika daya tarik bumi boleh berkurangan mak daya tarik benda-benda langit seperti bintang-bintang pun boleh menurun. Hal ini akan menyebabkan kemusnahan bintang-bintang sehingga terjadi perlanggaran antara satu sama lain. Akibat yang paling hebat sekali apabila daya tarik centrifugal berkurangan. Maka seluruh bintang akan masuk ke pusat galaksinya, masing-masing dalam keadaan ini, pusat galaksi bima sakti akn dihujani sekitar 100juta bintang, sehingga pusat galaksi itu menjadi medan kehancuran bintang-bintang. Mungkin juga galaksi-galaksi lainnya akan menerima nasib yang sama. Al-Quran telah menyatakan hal ini.
Allah berfirman yang maksudnya,
“Dan apabila bintang-bintang berjatuhan”.
Dan firmanNya lagi yang bermaksud,
“Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan”.
Bagaimana jatuhnya bintang-bintang tersebut dapat digambarkan oleh ilmu astronomi, mungkin disebabkan lambatnya rotasi gerakan bintang tersebut atau sebagainya seperti yang telah dijelaskan.
Selain itu, menurut astronomi bahawa bintang-bintang yang berada dilangit akan padam kemudian hancur.
Dalam pandangan yang lain pula bahawa bintang-bintang itu berevolusi dengan memiliki tenaga yang kuat dan panas hingga berwarna biru yang kemudian mengecil dengan jalannya yang tidak terkendalikan. Zat-zat helium yang ada disekitarnya akan membakar degan cepat dan akhirnya akan meledak. Dianggarkan pada waktu itu suhu kepanasannya setinggi 800juta darjah celcius dengan bahan-bahan atom ayng akan dapat meledakkan dirinya dengan hebat sekali.
Menurur A. Baiquni, bahawa pada setiap jangka waktu antara 100 hingga 200juta tahun, pertembunagn besar akan terjadi antara bumi dengan benda-benda angkasa yang lebih daripada hentaman yang berlaku ke atas bumi pada tahun 1908 yang dikenali sebagai “Kejadian Tungusa”. Kejadian yang besar itu terjadi, iaitu pada saat sistem matahari dalam perjalanannya mengelilingi pusat galaksi. Perjalanan tersebut menghampiri kawasan yang berkabut raksasa. Terjadi hal ini kerana masssanya yang besar, kabut raksasa ini akan mengganggu perjalanan komet-komet yang berasal dari kabut Oort yang ikut serta dengan sistem tata suriya kita dan hal ini dapat mengakibatkan pertembungan denagn bumi seperti Tungusa itu. Denagn kejadian itu dapat mengubah arus magma dan paksi bumi sehingga ada kemungkinan kutub Utara terbalik ke Selatan dan sebaliknya Barat menjadi Timur dan Timur menjadi Barat. Tidak mustahil pada waktu itu matahari akan terbit dari Barat dan terbenam ke Timur. Di dalam hadith Rasulullah s.a.w ada menerangkan hal ini.
Ia bersabda yang maksudnya,
“Sesungguhnya yang pertama-tama tanda hari kiamat ialah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluar sesuatu macam binatang di hadapan orang ramai di waktu siang hari. Mana yang di antara kedua tanda ini keluar lebih dahulu sebelum yang satunya, maka yang satunya itu akan menyusul dalam waktu yang dekat sekali sesudah terjadi yang pertama itu”.
Walaupun ada banyak teori yang berdasarkan kepada pengkajian sains mengenai kehancuran alam semesta ini, namun hakikat sebenarnya adalah pada ilmi Allah, kerana Dialah yang Maha Mengetahui dan menentukan segala-galanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)